Catatan kecil untuk Ayah

Dulu Ayah adalah sosok yang tangguh, pejuang keras yang pantas kuanggap pahlawan πŸ’ͺπŸ’ͺ

Dulu Ayah berjuang keras, banting tulang mencari nafkah untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan keluarga πŸ’°πŸ’°

Dulu Ayah bekerja tanpa kenal lelah, penuh semangat walaupun banyak tenaga dan pikiran yang selalu menjadi beban ✊✊

Dan dulu Ayah mengajariku bagaimana menjadi anak yang seharusnya πŸƒπŸƒ

Tetapi...⁉⁉

Ayah dan Ibu berpisah...
Mereka menyuruhku untuk memilih satu diantara mereka 🚹➡🚺

Aku kecewa 😞😞
Aku sangat sedih 😒😒

Bagaimana bisa aku memilih antara Ayah atau Ibu
Aku dipaksa memilih sesuatu yang bukan pilihan ⛔

Ayah dan Ibu tidak mengerti tentang perasaanku
Aku butuh kalian berdua πŸšΉπŸ”„πŸšΊ

Pada akhirnya...
Aku memutuskan untuk ikut Ibu  πŸ‘—πŸ‘—

Teruntuk Ayah...
Bukan aku tak menyayangimu
Andai kau tau rasanya jadi aku, kau pasti akan paham πŸ‘ŒπŸ‘Œ

Aku dipaksa untuk dewasa, keadaan mengharuskan aku untuk mandiri dan tidak manja lagi 😎😎

Bahagia tak pernah lagi tercipta untukku
Aku harus mencari sendiri dimana bahagia itu berada ❗❗

Terimakasih...
Ayah, Ibu atas pelajaran hidup yang sangat berharga πŸ’ŽπŸ’Ž

Setidaknya...
Kelak aku sudah tau bagaimana membahagiakan anak-anakku πŸ‘«πŸšΈ

Cukup aku saja yang merasakan rumitnya hidup akibat perpisahan orang tua
Anak-anakku 🚷JANGAN🚷

Aku harap jika Ayah mendengarku
Aku ingin mengatakan bahwa aku rindu sosok Ayah yang dulu πŸ‘πŸ‘

"Semoga kita semua bisa kembali bersatu, menjadi keluarga yang utuh, seperti waktu dulu" πŸ‘ͺπŸ‘πŸ”š

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kampung halaman berjuta cerita

Tahu Jelletot di Kramat Sentiong